Minggu, 13 Mei 2018

Sambungan instalasi

SKEMA SAMBUNGAN ANTAR KABEL
Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa diterapkan di sebuah rumah, yaitu in bow dan out bow. Keduanya sama-sama menempel di dinding rumah. Untuk teknik in bow, unit perangkat listrik (stop kontak, kabel dan saklar) ditanamkan ke dalam dinding sehingga terlihat menyatu dengan dinding. Sedangkan teknik out bow, unit perangkat listrik diletakkan pada permukaan dinding, seolah-olah menempel dan terlihat menonjol pada permukaan dinding.
Dari sudut keindahan, teknik in bow terasa pantas untuk diterapkan. Teknik ini cenderung permanen (tetap) karena untuk memasangnya perlu ditanamkan ke dalam dinding. Berbeda dengan teknik out bow yang terlihat menonjol pada permukaan dinding, terkesan sedikit “berantakan”. Namun, teknik out bow lebih mudah dan murah dalam penerapannya.
Ada beberapa hal yang mendasari perlunya memasang titik stop kontak / saklar lampu berada pada posisi menempel di dinding. Faktor keamanan dan kenyamanan adalah alasan terpenting untuk menjadikannya seperti itu. Selain tidak menghalangi / mengganggu penghuni rumah saat selama beraktivitas, letak stop kontak / saklar (biasanya) berada pada area yang memiliki tinggi sama dengan area sekitar bahu manusia. Posisi tersebut, selain memiliki kemudahan untuk di-akses, juga relatif terhindar dari gangguan (benturan / senggolan) gerakan anggota tubuh (tangan / kaki).
Kondisi posisi seperti itu akan berefek sama dengan kabel yang tersambung pada unit stop kontak / saklar. Sehingga, guna memenuhi kebutuhan pembuatan jalur kabel baru maupun penambahan / memodifikasi jalur kabel yang telah ada, teknik out bow cenderung aman diterapkan. Selain mudah untuk dikerjakan sendiri dengan biaya yang relatif lebih murah, waktu pengerjaannya pun dapat diatur sesuai kondisi dan kesempatan yang ada. Disamping itu, keberadaan kabel dapat disembunyikan menggunakan protektor (pelindung) kabel sehingga hasil akhirnya terlihat lebih menyatu dengan dinding.

Menyambung / memasang kabel pada stop kontak
Kode Angka :
Gambar : Susunan Sambungan Kabel antar Stopkontak
  • 1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
  • 2 :  Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak baru.
  • 3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stop kontak lama.
Kode Huruf :
  • A : Sambungan 3 kawat Hitam (Line – Fasa)
  • B : Sambungan 3 kawat Biru (Neutral – Netral)
  • C : Sambungan 3 kawat Kuning (Earth – Arde)
Keterangan :
Gambar : Sisi Muka dan Dalam Stop kontak TUNGGAL ~ Out Bow
Pada keterangan Kode Huruf, saya menyebutkan sambungan antar kawat kabel berdasarkan warna pembungkusnya. Bukan jenis muatan arus listrik yang mengaliri kawat tersebut. Sebenarnya, tidak ada masalah dengan hal itu.
Secara default, warna pembungkus kawat mewakili jenis muatan arus listrik yang seharusnya dihantarkan pada kawat yang dibungkusnya, yaitu : hitam / merah = positif (L ⇒ Line), biru = netral (N ⇒ Neutral) dan kuning = arde (E ⇒ Earth). Selama kita mengerjakan menyambung kawat dengan berpedoman pada default-nya, kecil kemungkinan untuk terjadi kesalahan. Hal itu berlaku mulai dari kabel meteran PLN hingga berakhir di setiap stop kontak dan lampu penerangan.
Unit stop kontak yang saat ini beredar umum dipasaran, dapat kita temukan dengan jumlah titik yang berbeda-beda. Mulai dari satu hingga empat titik pararel yang biasa dijual pada toko-toko perlengkapan listrik. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan dari unit stop kontak itu sendiri. Anda dapat langsung mengenali tinggi-rendah kualitas bahan stop kontak dari harganya.
Kabel yang digunakan untuk menyambung unit stop kontak, lebih baik menggunakan kabel 3 x 2,5 mm² untuk rumah dengan kapasitas 900VA s/d 4400VA.
Susunan sambungan kawat antar kabel untuk menyambung stop kontak tidaklah rumit, cukup mengikuti warna pembungkus kawat tembaganya saja (biru, hitam dan kuning).
Gambar : Sisi Muka dan Dalam Stop kontak GANDA ~ Out Bow
Sehingga, jika hendak membuat jalur stop kontak baru di tengah jalur kabel antara sumber daya dan titik stop kontak, anda tinggal memotong di bagian tengah kabel.
Sediakan kabel baru sesuai panjang jalur yang hendak ditambahkan. Kelupaskan kulit setiap pembungkus kawat tembaga (9 kawat). Lilitkan setiap tiga kawat tembaga yang memiliki warna pembungkus sama menjadi satu, lalu bungkus setiap lilitan menggunakan pembungkus kabel / salotip (point ABdan C pada gambar).
Memasangkan kawat tembaga pada unit stop kontak, juga tidak rumit. Ada perbedaan “jeroan” antara unit stop kontak satu titik dengan unit stop kontak lebih dari satu titik. Namun, secara konsep tetap sama. Kawat kuning selalu dipasangkan pada bagian yang memiliki tanda “arde” (biasanya pada bagian tengah). Sedangkan kawat biru dan hitam di sisi kiri dan kanan kawat kuning.
Ada beberapa aturan main yang sebaiknya anda ketahui dalam hal posisi memasangkan kawat berdasarkan jenis arus listrik di stop kontak dan steker. Anda dapat membaca pembahasannya di artikel Steker, Stop kontak dan Arus Listrik.

Menyambung / memasang kabel ke lampu
Sumber listrik jalur penerangan / lampu, biasanya diambil dengan cara mencabangkan jalur kabel stopkontak yang telah ada.
Dengan demikian, penyambungan antar kabel yang terjadi adalah antara kabel isi 3 (tiga) kawat dengan kabel isi 2 (dua) kawat. Kabel yang digunakan sebagai jalur utama untuk kebutuhan penerangan, cukup dengan menggunakan kabel 2 x 1,5 mm².
Kode Angka :
Gambar : Susunan Sambungan Kabel Stopkontak dan Lampu
  • 1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
  • 2 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan stop kontak.
  • 3 : Kabel 2 x 1,5 mm² terhubung dengan jalur la

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian plc

kali ini saya akan membahas tentang pengertian PLC dan perbedaan jenis-jenis PLC langsung saja, Programmable Logic Controllers (PLC...